• Sejarah dan Perjalanan kenaikan harga BBM di Indonesia

     Bukan hanya kali ini di indonesia, yaitu pada saat kepemimpinan Presiden Jokowi saja, Peristiwa kenaikan harga BBM sebenarnya sudah terjadi sejak era Orde Lama, atau pada masa Demokrasi Terpimpin tepatnya pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. 

    Intinya, Sejak masa Orde Lama hingga sekarang, hanya Presiden BJ Habibie saja yang diketahui tidak pernah menaikkan harga BBM. Secara ekonomi, dan jika dilihat dari sudut pandang sejarah bangsa kita, ternyata yang membuat pemerintah menaikkan harga BBM adalah adanya risiko peningkatan beban Anggaran Pendapatan Negara atau APBN, jika keputusan menahan harga BBM terus dilakukan. 


    Kenaikan harga pertama BBM adalah pada masa Presiden Soekarno, kenaikan Soekarno sejak 18 Agustus 1945 hingga 12 Maret 1967. dan Selama berkuasa, Presiden Soekarno sudah beberapa kali menaikkan harga BBM bersubsidi. Berdasarkan sejumlah data yang ada, Soekarno menaikkan harga BBM sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1965 dan 1966. Kenaikan harga BBM pertama kali terjadi pada 22 November 1965, saat itu kondisi indonesia sedang mengalami krisis yang sangat krisis, baik politik, sosial, dan ekonomi, dimana beberapa bulan sebelumnya telah terjadi peristiwa yang merubah sejarah indonesia, yaitu peristiwa G30S. 


    peristiwa itu membuat ekonomi imdonesia pada masa itu mengalami hiperinflasi yang sangat parah, sehingga membuat pemerintahan indonesia terpaksa harus menaikkan harga BBM.

     harga premium ketika diberi harga Rp. 0,2 atau sekitar 20 sen, dan pemerintah harus menaikkan harga premium menjadi Rp 0,3 atau 30 sen dan juga menaikan solar menjadi Rp 0,2 atau sekitar 20 sen. Tiga bulan setelahnya, ketika Indonesia semakin parah dilanda krisis ekonomi, tepatnya pada 3 Januari 1966, harga BBM premium kembali naik menjadi Rp. 1 dan solar Rp 0,8 atau sekitar 80 sen.


    Namun dikarenakan harga bahan pokok melonjak naik hingga ratusan persen, dan daya beli masyarakat indonesia ketika itu sangat lemah, pemerintah akhirnya menurunkan kembali harga BBM, tepatnya pada 27 Januari 1966, harga BBM premium diturunkan menjadi Rp 0,5 dan solar menjadi Rp 0,4 .

    hingga diturunkannya jabatan sebagai presiden, harga BBM ketika tidak berubah, hingga terjadilah pergantian presiden ke tangan presiden Soeharto.


    Presiden Soeharto adalah presiden yang paling lama meninggal, yakni kurang lebih selama 32 tahun.

    Selama penarikan sebagai presiden, yaitu sejak 12 Maret 1967 hingga 21 Mei 1998, Presiden Soeharto telah diketahui menaikan harga BBM bersubsidi sekitar 21 kali. Berdasarkan catatan sejarah yang ada, Presiden Soeharto tidak selalu menaikkan harga jenis BBM secara serentak dan bersamaan, melainkan untuk satu, dua, atau tiga jenis BBM bersubsidi dalam waktu yang berbeda beda. ketika beberapa bulan setelah pengunduran diri, dengan terpaksa Soeharto menaikkan harga BBM Premium menjadi Rp 4, dan Solar menjadi Rp 3,5. tujuannya adalah untuk memperbaiki keuangan negara yang saat itu sangat kacau. 


    Namun ternyata, hal tersebut tidak berdampak bagi perbaikan ekonomi, sehingga kembali dengan berat hati, presiden Soeharto harus menaikkan harga BBM. Dalam pidato pertama Soeharto sebagai Presiden, beliau mengeluarkan Pengumuman penting yang saat itu disiarkan lewat televisi, pengumuman tersebut berisi tentang kenaikan harga bensin sebesar empat kali lipat, yang semula Rp 4 berubah menjadi Rp 16 per liter. Selain harga bensin yang naik, demikian pula harga minyak tanah yang dinaikkan dari Rp1,75 menjadi Rp4 per liter, minyak solar dari Rp3,50 menjadi Rp12.”


    pada tahun 1968 hingga awal tahun 1970, harga bbm kala itu tidak ada kenaikan, dikarenakan harga barang pokok saja yang dinaikan, jadi dianggap bisa sedikit memperbaiki perekonomian indonesia. dan baru kemudian tepatnya tanggal 1 juni 1970, Presiden Soeharto mulai menaikan harga bbm kembali, yang semula harga nya premium Rp 16, kini dinaikkan menjadi Rp 25. pada kenaikan harga BBM tahun itu, hanya premium saja yang dinaikkan, sedangkan harga bahan bakar seperti solar dan lainnya tidak ada kenaikan harga.


    selang 2 tahun kemudian, tepatnya 1 april 1972, Harga BBM kembali naik, yaitu harga premium menjadi Rp 35, dan solar menjadi Rp 14. semenjak kenaikannya pada tahun 1972 ini, selama tahun-tahun selanjutnya, pemerintah selalu menaikkan harga BBM. berikut kenaikan harga BBM pada masa selanjutnya : yang pertama pada 1 April 1973, Premium naik menjadi Rp 41, dan solar menjadi Rp 16, tahun selanjutnya pada tanggal 2 April 1974, harga premium dinaikan menjadi Rp 46, dan solar menjadi Rp 19, kemudian pada 1 April 1975, BBM premium naik menjadi Rp 57, dan Solar menjadi Rp 22, 


    selanjutnya 1 April 1976, Premium menjadi Rp70 serta solar menjadi Rp25. dan solar menjadu Rp 35. Dan tahun berikutnya, yaitu pada 1 Mei 1980, yang bertepatan pada hari buruh internasional, Pemerintah Soeharto memberikan hadiah kepada para buruh dengan menaikkan harga premium menjadi Rp 150, dan harga solar menjadi Rp 52,5. 


    efek dari kenaikan harga BBM pasti akan diikuti dengan kenaikan harga barang kebutuhan pokok juga. Betul-betul “hadiah nan sangat indah” bagi kaum buruh di zaman Orde Baru kala itu.

    pada 2 tahun berikutnya, yaitu 4 Januari 1982, bbm kembali dinaikan, premium dinaikan menjadi Rp 240, dan solar menjadi Rp 85, kemudian pada 7 Januari 1983, Premium kembali naik menjadi Rp 320 dan solar menjadi Rp 145. Pada tahun tahun selanjutnya, pemerintah rutin untuk menaikan harga BBM, hingga masa akhir kepemimpinan presiden Soeharto yaitu pada mei 1998, BBM naik hingga harga premium menjadi Rp 1.000 dan harga solar menjadi Rp 550.


    Setelah Presiden Soeharto meninggal dari jabatannya pada 21 Mei 1998, posisinya digantikan oleh sang wakil presiden, BJ Habibie.

    Namun, masa jabatan Habibie sebagai presiden terbilang sangat singkat, yaitu sejak 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.

    Ketika BJ Habibie memimpin, harga BBM bersubsidi masih sama dengan harga terakhir pada masa pemerintahan Soeharto.


    Pada masa presiden selanjutnya, yaitu masa presiden Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, 

    tercatat sudah enam kali melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi. Namun hanya 2 kali untuk menaikan harga jenis premium, dan 6 kali untuk harga solar, yaitu pada 1 Oktober 2000, harga premium naik menjadi rp 1.150 perliter, dan solar dinaikkan menjadi rp 600. serta pada 16 Juni 2001, menaikan harga premium menjadi rp 1450 , hingga masa akhir kepemimpinannya menaikan harga solar menjadi Rp 1.250.


    Selanjutnya ketika Megawati Soekarnoputri diangkat sebagai Presiden, yaitu sejak 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Selama memimpin, Presiden Megawati tercatat sudah 19 kali melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi. namun kenaikannya tidak bersamaan dengan semua jenis dinaikan, terkadang ketika premium dinaikan, namun solar menurunkan harganya. Setahun pemerintahannya, Presiden Megawati menaikan harga BBM premium menjadi Rp 1600 dan solar menjadi Rp 1250. Hingga akhir pemerintahan Megawati, yaitu pada tahun 2004, Pemerintah menaikan harga premium menjadi Rp 1810 dan harga solar menjadi 1650.


    Kemudian ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disebut SBY menjabat selama dua periode atau 10 tahun, yakni sejak 20 Oktober hingga 20 Oktober 2014. Selama memimpin, Presiden SBY diketahui telah melalukan perubahan harga BBM bersubsidi sebanyak delapan kali. kenaikan harga BBM pada masa pemerintahannya pertama kali adalah tanggal 2 Maret 2005, ketika presiden menaikan harga premium menjadi Rp 2.400 dan solar menjadi Rp 2.100, singkatnya hingga akhir pemerintahannya, yaitu tahjn 2004, presiden sbyaikan harga BBM premium hingga ke angka Rp 6500 dan harga solar menjadi Rp 5500.


    presiden yang terakhir adalah Presiden Jokowi, yang juga berumur dua periode. Presiden Joko Widodo memimpin Indonesia terhitung sejak 20 Oktober 2014 hingga saat ini. Selama memimpin negara Indonesia, Presiden Jokowi terhitung sudah delapan kali melakukan perubahan harga BBM.

    tahun awal pemerintahannya, tepatnya 18 November 2014, presiden Jokowi menaikan harga premium menjadi Rp 8.500 dan harga solar Rp 7.500. kenaikan BBM pada pemerintahannya selalu di ikuti oleh unjuk rasa, sama dengan hal nya ketika pemerintahan presiden SBY. 


    dan sangat berbeda dengan masa Presiden Soeharto yang jarang sekali ada demo ketika pemerintahan menaikkan harga BBM. kenaikan harga BBM pada masa Presiden Jokowi adalah tahun sekarang, atau tahun 2022 bulan september, pemerintah menaikkan harga pertalite menjadi Rp 10.000, harga pertamax Rp 14.500 dan solar menjadi Rp 6.800.

    tadi merupakan sejarah kenaikan harga bbm dari masa presiden sokarno hingga presiden jokowi. semoga menambah wawasan kita semua tentang sejarah kenaikan harga bbm di negeri yang kaya raya ini.

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.